LAPORAN PRAKTIKUM
INKOMPATIBILITAS
OLEH
:
Nama : Sepri Dwi Arista
Kelas : G.2 Farmasi
NIM :
F201601092
Kelompok : III/ Batch A
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA
WALUYA
KENDARI
2017
I. Landasan Teori
Inkompatibilitas adalah pencampuran antara dua
reaksiatau lebih antara obat-obatan yang menimbulkan ketidak cocokan atau
ketidak sesuaian. Inkompatibilitas biasa dikenal dengan OTT ( obat tak
tercampur ) pada sediaan cair biasanya terjadi inkompatibilitas secara fisika
atau kimia tergantung pada larutan tersebut ( Syamsuni, 2006 ).
Inkompatibilitas terbagi atas
dua yaitu inkompatibilitas fisika dan inkompatibilitas kimia ( Pusmarani, 2017
) :
a.
Inkompatibilitas fisika
Inkompatibilitas
fisika adalah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak di inginkan pada
percampuran obat dua atau lebih tanpa ada perubahan susunan kimianya. Beberapa
contoh inkompatibilitas fisika yaitu :
-
Tdak dapat larut ( serbuk dalam cairan ) atau tidak dapat campur (
cairan dalam cairan ) dua sediaan contoh serbuk golongan sulfur sukar larut
dalam air sehingga akan mengendap, minyak ikan ( Oleum Iecoris Aselli ) tidak
dapat campur dengan air
-
Peristiwa adsorbsi contohnya ekstrak belladon dengan bolus alba, ekstrak
belladon indeks karena diabsorbsi oleh bolus alba
-
Meleleh atau menjadi lembab ( liquifaction ) karena adanya penurunan
titik lebur, penurunan tekanan uap relati atau bebasnya air hablur. Contohnya
menthol dicampur campor akan menyebabkan penurunan titik lebur sehingga serbuk
menjadi lembek. Kalii bromidi dan Natrii iodida akan menyebabkan penurunan
tekanan uap relatif sehingga campuran serbuk menjadi basah. Campuran magnesii sulfat dan natrii sulfat akan membentuk garam rangkap dengan bebasnya air
hablur dari magnesii dan natrii sulfat.
-
Pracipitation Obat dalam pelarutnya
kemudian ditambahakan pelarut lain yang tidak larut maka pelarut ini
akan mendesak pelarut sehingga terjadi pengendapan (senyawa asal).
b.
Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas kimia adalah perubahan-perubahan yang terjadi karena
timbulnya reaksi-reaksi kimia pada waktu mencampurkan bahan-bahan obat.
Beberapa contoh inkompatibilitas kimia:
1.
Terbentuknya endapan yang tidak larut (senyawa baru)
2.
Kekeruhan
3.
Terurainya obat
4.
Reaksi asam-basa
5.
Reaksi oksidasi-reduksi
Contoh:
adrenalin jika terkena cahaya menjadi adrenokrom(berwarna merah) sehingga ampul
adrenalin harus kedap cahaya/dibungkus kertas karbon.
6.
Reaksi ysng menghasilkan perubahan warna
7.
Tak tercampurkannya dengan sediaan galenika
8.
Perubahan stabilitas dalam larutan
Contoh:
rusaknya sistem emulsi pada cream dengan penambahan asam salisilat hidrolisis.
9.
Timbulnya gas.
II.
MATERI PRAKTIKUM
a. Menyalin Resep
Dr. Herniati
SIP: 2890/SIP/2010
Jl. Farmasiana no. 10 Kendari
Kendari, 20 November 2015
R/ Zink sulfat 0,40
Na biborat 1
Aquadest
ad 1000
S. collyrium
Pro: Andi (10 th)
|
Singkatan dalam resep yaitu ( Syamsuni, 2007 ) :
-
R/ : recipe : ambillah
-
ad : : sampai
-
S : signa : tandai
-
Collyrium : collyrium : cuci mata
-
Pro : pronum : untuk
b. Skrinning Resep dan Solusi
-
skrining administrasi
Bagian
Resep
|
Kelengkapan
|
Ada
|
Tidak Ada
|
Keterangan
|
Inscriptio
|
Nama dokter
SIP
Alamat
Dokter
No Telp/Hp
Tempat dan
tanggal resep
|
ü
ü
ü
ü
|
Dr.
Herniati
2890/SIP/2010
Jl.
Farmasiana no 10 kendari
12345
Kendari, 20
November 2015
|
|
Praescriptio
|
Nama dan
jumlah obat
Bentuk
sediaan obat
|
ü
ü
|
Zinci
sulfat o,40 g
Asam borat
1 g
Aquadest ad
1000
Collyrium
|
|
Signature
|
Nama pasien
Umur pasien
Alamat
pasien
No telp/hp
Aturan
pakai
|
ü
ü
ü
|
-
|
Andi
10 tahun
Tidak
tercantum
Tidak
tercantum
S.
collyrium
|
Subcriptio
|
Paraf/
tanda tangan dokter
|
-
|
Tidak
tercantum
|
-
Skrining farmasetik
Bentuk bahan obat dalam resep yaitu zink
sulfat 0,40 g, natrium biborat 1 g, dan aquadest ad 1000 ml. Resep ini dibuat
dalam bentuk collyrium ( obat cuci mata ). Dalam resesp terjadi
inkompatibilitasantara zink sulfat dan asam borat. Sehingga solusinya dari
kedua bahan obat ini harus digerus dalam mortir terpisah. Resep dbuat dalam
bentuk obat cuci mata untuk memudahkan pasien dalam menggunakannya.
III. URAIAN BAHAN
1. Aquadest ( FI Edisi III:96 )
Nama resmi : Aqua destillata
Nama
lain : Air suling
Berat
molekul : 18,09
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna;
tidak berbau; tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan ( pelarut )
2. Asam borat ( FI Edisi III:49)
Nama
resmi : Acidum boricum
Nama
lain : Asam borat
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau
sisik mengkilap tidak
berwarna, kasar tidak berbau, rasa agak asam dan
pahitkemudian
manis.
Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air, dalam 3
bagian air
mendidih, dalam 16
bagian etanol ( 955 ) p dan dalam
5 bagian gliserol P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Antiseptikum ekstern
3. Zinci ulfat ( FI Edisi III:637 )
Nama
resmi : Zinci sulfas
Nama
lain : Seng sulfat
Pemerian : Hablur transparan atau
serbuk hablur tidak
berwarna,
tidak berbau, rasa pahit sepat dan
mirip logam
sedikit merapuh
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, praktis tidak larut
dalam
etanol ( 95% ) p, mudah larut dalam
gliserol p
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Adstringen
Indikasi : Mengurangi iritasi mata
ringan akibat kemerahan
dan
rasa tidak nyaman
IV.
PERHITUNGAN DOSIS
-
V.
PENIMBANGAN BAHAN
1.
Seng sulfat 0,40 g
2.
Asam borat 1 g
3.
Aquadest ad 1000 ml
No
|
Nama obat
|
Jumlah mg/g/ml/l
|
1
|
Seng sulfat
|
0,40 g
|
2
|
Asam borat
|
1 g
|
3
|
Aquadest
|
1000 ml
|
VI. PROSEDUR KERJA ( Anonim, 2017 )
1.
Disiapkan alat dan bahan
2.
Ditimbang bahan sesuai dengan perhitungan
3.
Dimasukka seng sulfat 0,40 g kedalam mortir I digerus ad homogen
4.
Dimasukkan asam borat 1 g kedalam mortir II, dilarutkan dengan sedikit
aquadest
5.
Dimasukkan campurab bahan mortir I kedalam mortir II, digerus ad homogen
6.
Dimasukkan kedalam wadah dan dicukupkan volumenya ad 1000 ml aquadest
7.
Diberi etiket biru dan dibersihkan alat yang telah digunakan
VII. COPY RESEP
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA
Jl.A.H. Nasution 637 Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, S.farm.,
M.Sc., Apt
NO SIPA : 15/DKK/2015/001
Tgl. 20/11/2015
COPY RESEP
No : 09
Dari dokter : dr
Herniati
Dibuat tanggal : 20 November
2015
Ditulis tanggal : 20
November 2015
Pro : Andi
( 10 tahun )
R/
Zinci sulfat 0,40 g
Asam borat 1 g
Aquadest ad 1000 ml
S. Collyrium
PCC
Apoteker
|
VIII. ETIKET
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA
Jl.A.H.Nasution
G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria
Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA :
15/DKK/V/2015/001
|
No. 09 Tgl. 20/11/20115
Nama : Andi
( 10 th )
OBAT CUCI MATA
OBAT LUAR
|
IX. PEMBAHASAN
Pada
praktikum atau percobaan kali ini dilakukan pembuatan obatdalam bentuk
collyrium atau obat cuci mata yang ditujukan untuk pemakaian luar. Dimana
collyrium adalah larutan steril dan jernih yang digunakan untuk mencuci mata (
Syamsuni, 2007 ). Tujuan dibuat dalam bentuk collyrium untuk memudahkan pasien
dal menggunakannya. Adapun bahan obat yang digunakan yaitu zink sulfat 0,40 g,
asam borat 1 g, dan aquadest ad 1000 ml.
Adapun yang dilakukan pertama yaitu menimbang
bahan sesuai dengan perhitungan. Selanjutnya dimasukkan zink sulfat 0,40 g
kedalam mortir I dan di gerus ad homogen. Kemudian dimasukan asam borat 1 g
kedalam mortir II dan dilarutkan dengan sedikit aquadest. Dimasukka campuran
mortir I kedalam mortir II dan digerus sampai homogen. Dimasukkan kedalam wadah
dan dicukupkan volumenya sampai 1000 ml aquadest dan diberi etket biru.
Adapun khasiat dari bahan obat yaitu zink
sulfat berkasiat sebagai adstringen dengan indikasi mengurangi iritasi mata
ringan akibat kemerahan dan rasa tidak nyaman, asam borat berkhasiat sebagai
antiseptikum ekstern dengan indikasi , dan aquadest sebagai pelarutnya.
Dalam resep ini terjadi inkompatibilitas.
Adapun bahan yang mengalamai inkompatibilitas yaitu asam borat dan zink sulfat.
Dimana jika kedua bahan ini digerus bersamaan dalam satu mortir maka sediaan
akan menjadi keruh ( inkompatibilitas fisika ). Sehingga solusinya antara asam
borat dan zink sulfat digerus terpisah.
Resep ini ditujukan kepada pasien kepada Andi
( 10 tahun ). Dari resep dapat diketahui bahawa pasien menderita iritasi ringan
pada matanya. Sehingga dibuatkan obat cuci mata untuk mengurangi atau
menyembuhkan iritasi ringan pada mata pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Mohammad, 1993. Farmasetika. Universitas Gajah
Mada Press: Yogyakarta
Anonim, 2017. Petunjuk Praktikum Farmasetika II. Stikes
Mandala Waluya : Kendari
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta
IAI, 2015. Informasi Spesialis Obat Indonesia volume 49.
PT ISFI penerbit: Jakarta
Syamsuni,
2007. Ilmu Resep EGC: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar